Laman

Kamis, 19 Mei 2011

Bagaimana robot diciptakan? Untuk apa sebuah robot diciptakan? Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya bila kita memulai pembahasan ini dengan mempertanyakan benda apa sebenarnya yang dipanggil “robot” itu?

Bukan Hanya Manusia Kaleng
Robot agak lebih sedikit susah didefinisikan. Sebab banyak para ahli memiliki persepsi berbeda tentang robot. Jika melihat asal kata, “Robot” sendiri yang berasal dari kata “Robota”, bahasa Czechnya yang berarti “buruh paksa”. Kata ini menjuru pada fungsi dari robot itu sendiri dalam dunia industri. Yaitu, sebagai tenaga kerja pengganti manusia yang mampu bekerja lebih cepat, tepat dan tahan lama.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa sebuah benda akan mendapatkan julukan “robot” bila memiliki sebuah komputer yang berfungsi untuk memerintahkan bagian-bagian tersebut untuk bergerak. Bila sebuah benda hanya mampu melakukan perhitungan rumit tanpa ada komponen yang bergerak satupun, maka benda tersebut hanya pantas dijuluki sebuah komputer ketimbang robot.
Begitu pula sebaliknya, bila ada sebuah benda bergerak karena manusia yang menggerakkannya, maka benda tersebut bukanlah robot, melainkan benda mekanik biasa. Seperti mobil atau mobil-mobilan.
Menurut fungsinya robot terbagi atas dua bagian. Yang pertama adalah robot yang berfungsi sebagai robot industri dan sisanya adalah robot yang berfungsi sebagai robot service atau melayani.
Perbedaan fungsi ini mempengaruhi bentuk dan kemampuan mekanik lain yang dimiliki oleh masing-masing jenis. Robot industri lebih sering disebut robotic arm. Karena pada penerapannya robot ini lebih banyak berperan seperti layaknya tangan manusia. Robot industri berfungsi sesuai dengan namanya, yaitu membuat sesuatu. Salah satu contoh robot industri dalah robot yang terdapat dalam pabrik-pabrik perakitan mobil, yang biasa berperan sebagai penyambung (las) bagian-bagian kendaraan.
Sebaliknya robot service (pelayan) sesuai namanya berfungsi untuk melayani. Baik manusia maupun sesama robot. Salah satu robot service adalah robot yang digunakan untuk membersihkan ruangan dan memotong rumput atau yang sering juga disebut humanoid robot.
Secara fisik keduanya memang dapat dibedakan. Umumnya robot industri tidak memiliki imobilitas seperti layaknya robot service. Robot industri umumnya hanya berdiri pada satu titik tempat secara terus menerus dalam menjalankan fungsinya. Sedangkan robot service tidak demikian. Contoh saja, robot yang digunakan untuk memotong rumput. Dalam bekerja robot ini tidak diam di satu tempat saja.

Menghidupkan Robot
Karena definisi-definisi tadi pada sebuah robot terdapat dua komponen yang sangat penting, yaitu komputer sebagai pusat kontrol atau otak bagi robot dan komponen bergerak sebagai hasil output-nya.
Yang dimaksud dengan komputer pada sebuah robot menyerupai komputer yang biasa digunakan oleh kita. Memiliki sebuah processor, memory, serta harddisk untuk menyimpan data. Sedangkan yang dimaksud dengan komponen bergerak dapat macam-macam, tergantung pada gerakan yang dihasilkan atau tergantung pada output yang diinginkan.
Layaknya otak manusia yang mengontrol seluruh tindakan dan keputusan yang diambil, maka komputer pada robotpun akan berlaku sama. Di sanalah semua kontrol dipusatkan.
Sedangkan, komponen yang digunakan untuk melakukan pergerakan sangat tergantung pada pergerakan itu sendiri. Robot memiliki lengan-lengan seperti layaknya manusia. Namun, tidak semua lengan pada robot dapat melakukan apa yang lengan anda mampu kerjakan. Lengan-lengan tersebut didesain khusus sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya saja robot yang digunakan industri untuk memutar baut. Maka, lengan tersebut hanya akan dapat digunakan untuk memutar baut. Tidak mungkin untuk menggenggam benda lain yang bukan baut atau menyerupai baut.
Setiap lengan digerakkan dengan macam-macam jenis penggerak. Ada yang menggunakan motor steper untuk gerakan berputar. Ada yang menggunakan pipa hidrolik untuk gerakan lurus atau linier.
Sedangkan untuk menyatukan satu rangka dengan rangka yang lain pada robot juga dikenal dengan sebutan joint. Joint pun ada berbagai macam bentuk. Tergantung pada kebutuhannya. Joint yang digunakan untuk lengan gerakan memutar yang satu akan berbeda dengan joint yang digunakan untuk gerakan memutar yang lain. Contoh saja lengan Anda. Joint yang menghubungkan lengan atas dengan lengan bawah (siku) akan berbeda dengan joint yang menghubungkan lengan bawah dengan telapak tangan, serta berbeda pula dengan yang menghubungkan pundak dengan lengan Anda.
Robot juga membutuhkan masukan (input) yang akan menentukan apa yang harus dilakukan oleh robot. Input ini umumnya masuk ke dalam otak robot dengan berbagai macam cara. Ada yang menggunakan remote, atau diberikan sebelum robot diaktifkan. Dan ada juga yang langsung diberikan pada robot melalui programnya. Pada jenis yang ketiga ini, begitu robot dijalankan ia akan menjalankan apa yang sudah ditentukan baginya. Hal ini sangat berlaku bagi robot-robot industri pada umumnya.
Sedangkan, untuk tipe yang pertama dan kedua agak berbeda. Perintah datang dari luar. Tentu saja perintah-perintah ini harus sesuai dengan kemampuan si robot itu sendiri, sebab bila tidak, tentu si robot tidak akan menjalankannya. Robot juga dapat menerima masukan dari robot itu sendiri tanpa adanya campur tangan manusia secara langsung, yaitu melalui sensor.
Sensor yang ada pada robot sangat beragam. Mulai dari sensor gerakan, cahaya, suara, ultrasonik dan masih banyak lagi. Data yang diterima oleh sensor-sensor ini dapat menjadi input yang sangat berguna. Dan dapat membuat robot lebih mandiri. Misalnya saja sebuah robot yang diprogram untuk dapat membuat peta sebuah gua beracun. Maka robt tersebut dapat menggunakan sensor infra merah atau ultrasonik untuk mendeteksi struktur ruangan yang dilaluinya.
Caranya yaitu, sebuah sumber suara atau cahaya akan ditembakkan oleh robot dan kemudian sensor akan menghitung berdasarkan pantulan yang diterimanya. Nilai-nilai dari pantulan inilah yang kemudian diolah oleh program untuk menghasilkan peta yang dikehendaki. Untuk selanjutnya peta tersebut akan digunakan oleh robot itu sendiri dalam menentukan sendiri ruang geraknya.
Selain dilengkapi dengan sensor-sensor khusus, kini robot juga sudah banyak yang dilengkapi dengan komponen-komponen lain yang berfungsi layaknya sebuah sensor, seperti CCTV dan mikrofon. Dengan adanya CCTV, sebuah robot dapat saja mengenali dengan apa atau siapa ia berhadapan. Bahkan dengan adanya sebuah mikrofon sebuah robot dapat mengerti apa yang diperintahkan manusia secara verbal kepadanya.
Keberadaan sensor-sensor ini akan disesuaikan menurut fungsi dari robot itu sendiri. Robot-robot yang dikirim ke luar angkasa untuk meneliti sebuah planet tidak akan membutuhkan mikrofon untuk mendengarkan seseorang berbicara di sana bila memang tidak akan bertemu manusia di tempat tujuannya.
Seperti halnya kemampuan motorik sebuah robot, sensor juga harus menyesuaikan dengan kebutuhannya. Hal ini tentunya akan mempermudah seorang disainer robot untuk mendesain program bagi robotnya nanti. Dan dengan perangkat yang tepat guna, sebuah robot akan lebih efektif dan efisien.
Menyinggung kata efisien sangat erat kaitannya dengan tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan semua komponen robot. Termasuk membuatnya berpikir (berhitung).
Setiap robot membutuhkan tenaga yang beragam. Tergantung pada bobot yang digerakkan. Semakin berat komponen yang digerakkan, maka semakin besar tenaga yang diperlukan. Begitu juga dengan halnya program. Semakin kompleks program sebuah robot, semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk mengeksekusi sebuah perintah. Hal ini tidak akan menjadi dilema bila robot tidak tergolong robot mobile. Namun akan lain halnya bila robot sangat mobile karena asupan energi hanya akan diperoleh dari baterai saja. Misalnya robot yang dikirim ke ruang angkasa atau robot yang bertugas sebagai guide.

Sumber Inspirasi
Persepsi masyarakat awam terhadap robot memang belum memuaskan. Artinya, masyarakat umum sebagian besar hanya mengetahui bahwa yang dikatakan robot adalah sebuah mesin yang menyerupai bentuk makhluk hidup. Khususnya hewan atau manusia. Padahal robot sendiri tidak seperti itu. Apalagi yang disebut robot industri yang bentuknya cenderung menyerupai mesin pabrik ketimbang makhluk hidup.
Meskipun demikian, pada praktik perancangan robot itu sendiri, memang banyak yang diilhami dari makhluk hidup. Tidak hanya kemampuan gerakan saja, kemampuan sensing (mengindera) dan respon juga mengambil acuan dari makhluk hidup.
Misalnya saja untuk dapat memiliki kemampuan berjalan. Ilmuwan banyak yang mengadaptasi kemampuan berjalan hewan berkaki enam. Hal ini dikarenakan hewan berkaki enam dapat berjalan dengan lebih seimbang ketimbang hewan berkaki dua.
Sedangkan untuk kemampuan penginderaan, hal ini jauh lebih kompleks. Oleh sebab itu, untuk kemampuan penginderaan biasanya seorang ilmuwan yang merancang sebuah robot akan menyesuaikan dengan kebutuhan atau fungsi robot itu nantinya. Misalnya saja sebuah robot yang digunakan dalam meneliti kandungan batu bara dalam sebuah tambang. Maka penginderaan yang dibutuhkan hanyalah yang berkaitan dengan batu bara tersebut.
Hal ini tidak hanya akan mengefektifkan robot itu sendiri, tetapi juga ikut mengefisienkan komponen serta sumber tenaga yang digunakan. Sebab sebagaimana layaknya makhluk hidup, semakin banyak hal yang dilakukan atau dikerjakan, maka semakin banyak pula tenaga yang dibutuhkan. Namun bukan berarti kesederhanaan yang dimiliki oleh sebuah robot menghilangkan identitasnya sebagai robot itu sendiri.

AI
Berbicara tentang robot tidak lepas dengan yang disebut AI atau Artificial Intelegence. Dalam bahasa Indonesia AI adalah Kecerdasan Buatan. Sesuai dengan namanya, AI adalah kemampuan kemampuan berpikir yang dibuat sendiri oleh manusia untuk diletakkan pada sebuah benda elektronik. Yang paling banyak menerapkan AI adalah dunia robotika. Sehingga rasanya tidak lengkap bila membicarakan robot tanpa membicarakan AI.
AI bukanlah sebuah perangkat tambahan pada robot. Bentuknya lebih menyerupai program yang sangat kompleks yang terdapat pada sistem kendali sebuah robot. Dengan adanya AI, maka sebuah robot dapat berpikir menyerupai manusia normal. Meskipun kesempurnaannya belum dapat sepenuhnya menyerupai manusia.
Dalam tubuh manusia terdapat ribuan urat syaraf yang terhubung dalam pusat otak. Sehingga manusia tidak hanya memiliki kemampuan mengindera, mengingat, dan mengambil keputusan. Namun, kemampuan hidup manusia juga dapat berkembang dengan pesat dengan adanya kemampuan untuk belajar dan memiliki intuisi. AI mencoba untuk memahami ini semua. Namun, tentu bukanlah hal yang mudah. Masih butuh waktu yang sangat panjang.
Beberapa kemampuan sudah dicoba untuk diterapkan. Misalnya kemampuan mengingat sesuatu yang membuat robot selalu dilengkapi dengan HDD seperti layaknya komputer dan mengakses data secara otomatis. Kemampuan mengindera dengan menggunakan sekian banyak sensor untuk dapat mengenali lingkungan sekitar, termasuk dari dalam robot itu sendiri. Kemudian yang terakhir yang agak sulit yaitu menerapkan kemampuan mengambil keputusan.
Parameter berpikir yang sangat luas yang dimiliki oleh manusia membuat ilmuwan agak kerepotan dalam menentukan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dihitung oleh sebuah robot. Meskipun bukan berarti tidak mungkin.
Untuk kebutuhan yang sangat spesifik, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sebuah robot yang dilengkapi AI dapat saja lebih baik dari manusia awam. Seperti komputer catur yang melawan atlit catur dunia beberapa tahun yang lalu. Komputer tersebut dapat menentukan jalan yang belum tentu dapat dilakukan atau terpikir oleh manusia biasa.
Satu hal yang kerap menjadi pertanyaan banyak masyarakat umum adalah, apa yang mungkin di masa yang akan datang robot yang pintar dapat mengambil alih hidup manusia? Mungkin saja! Mungkin tidak dengan cara langsung seperti pada film-film Holywood. Namun bisa saja peran manusia sebagai tenaga kerja untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu akan tergantikan oleh robot.

Kontroversial
Antara robot, AI, dan masyarakat modern memang sangat erat kaitannya. Namun, masih terlalu banyak kontroversi di dalamnya. Keberadaan robot tidak selalu memberikan dampak baik yang diharapkan. Banyak kalangan masyarakat yang merasa sangat dirugikan.
Salah satunya yang paling terlihat adalah berkurangnya kebutuhan tenaga kerja. Jika setiap robot lebih mampu bekerja lebih efektif dan efisien dibanding 10 pekerja pabrik sekaligus, tentu si pemilik pabrik akan lebih memilih robot tersebut. Karena tidak hanya biaya maintenance yang akan lebih murah (dari pada memberikan gaji, konsumsi, transportasi, tunjangan kesehatan, serta pensiun) melainkan hasil yang dicapai dapat lebih jauh lebih banyak, serta kesalahan atau kegagalannya juga jauh lebih sedikit.

Di Indonesia
Animo masyarakat terhadap dunia robotika di Indonesia cukup besar. Sama seperti di negara-negara maju. Namun harus diakui belum banyak yang mengenal apa yang disebut robot itu sendiri. Sebagian besar masyarakat awam hanya mengenal bahwa yang dikatakan robot adalah yang menyerupai bentuk manusia. Padahal ini bukan definisi yang tepat. Tidak banyak yang menyadari bahwa di pabrik-pabrik keberadaan robot sudah mulai sangat banyak digunakan, termasuk di pabrik-pabrik di Indonesia.
Sebenarnya kesempatan untuk mengenal dunia robotika di Indonesia tidak terlalu langka. Meskipun bukan juga tergolong sangat mudah. Robotika banyak dikenal di perguruan tinggi. Khususnya bagi mahasiswa yang menekuni bidang mekatronika. Untuk tingkat pendidikan yang lebih rendah tergolong masih sangat jarang. Kalaupun ada masih terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya saja.
“Robota” Robotics School hadir untuk memenuhi sarana belajar bagi generasi muda seluruh Indonesia dari tingkat SD sampai SMA yang berminat menekuni bidang teknik terutama rancang bangun, mekanika, elektronika, dan robotika. “Robota” telah bekerjasama dengan beberapa sekolah untuk menyelenggarakan Ekstrakurikuler Robotika. Dengan perguruan tinggi juga dijalin kerjasama dalam hal penelitian dan pemberdayagunaan robot.
Bagi Anda yang memang ingin mengenalkan robotika sejak dini bagi anak-anak Anda atau adik-adiknya yang masih duduk di sekolah. Anda dapat mencoba mengunjungi cabang Robota yang ada di kota Anda. Karena mulai bulan April 2008 “Robota” sudah resmi di franchisekan. Tujuannya adalah, agar seluruh anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam belajar dan berprestasi di bidang teknologi tinggi terutama robotika. Demikian kata Ananta Dwi Rajasa. Pemilik “Robota” Robotics School. Saat ini sudah ada Olimpiade Robotik lho! Tambahnya lagi.
Dengan mengikuti kursus atau ekstrakurikuler robotik yang diadakan sekolah, anak akan dapat belajar secara lebih terbimbing, terarah, dan dengan biaya yang jauh lebih murah. Jika dihitung-hitung, dari pemula sampai ke level advanced. Apabila alat-alatnya harus beli sendiri, paling tidak dibutuhkan dana sekitar 20 jutaan. Ini berarti hanya segelintir anak saja yang akan punya kesempatan untuk mempelajari robotika! Belum lagi jika mengalami kesulitan. Mereka tidak tahu harus bertanya kemana. Dengan kurikulum berstandar Internasional. “Robota” menjamin peserta didik akan dapat belajar teknologi robotika secara lebih efektif dan menyenangkan. Disini segala sesuatunya sudah disiapkan. Sehingga peserta didik tidak harus membeli alat robotik lagi. Harapannya adalah agar teknologi robotika menjadi terjangkau untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Di tempat ini peserta didik akan diberikan berbagai tool rancang bangun yang tidak hanya terdiri dari kepingan-kepingan yang dapat disusun menjadi berbagai macam konstruksi alat atau gedung, melainkan juga dapat menggunakan motor stepper, berbagai jenis sensor, sampai menggunakan microcontroller. Dari yang laing sederhana sampai yang paling kompleks. Sehingga anak Anda dapat membuat sebuah robot. Mulai prototype robot industri sampai robot berkaki enam yang berjalan dengan bantuan beberapa sensor.
Tool ini tidak hanya dapat digunakan untuk memperkenalkan konsep robotika kepada anak-anak di sekolah dasar atau lanjutan tetapi juga digunakan oleh mahasiswa dalam membuat tugas-tugas kuliahnya serta dipakai juga di dunia industri untuk membuat berbagai factory simulator.